Thursday, April 2, 2015

Sahabatku,Ina Winarsih

Ina Winarsih….,
Dua hari sudah kepergianmu meninggalkan dunia ini, kakimu tak lagi berpijak di bumi ini, suaramu tak lagi menggelombang di udara, dan tingkah lucumu tak mungkin lagi Bisa kami lihat….
Andai kamu tahu kawan malam minggu ini, aku menulis dalam tangis berderaian air mata mengingat semua cerita yang pernah tercipta.
Andai kamu tahu kawan, sekujur tubuhku bergetar, darahku membuncah hinnga ke kepala, sesekali ingin rasanya kuberteriak tak mampu membendung kenyataan yang ku pikir itu terlalu cepatnya, sesekali ku membayangkan senyum sipu mu saat dikelas waktu SMA dulu dalam ku menulis, belum pernah rasanya aku menulis dengan keadaan seperti ini, kawan…,
sama sekali tak pernah terbayang disaat kita cerianya bahwa suatu saat nanti aku bakal menuliskan suatu catatan kenangan tentang kita, dimana kamu telah tiada disaat ini…
Tahukah kawan, rasanya terpisah jiwa dari ragaku terhempas entah ke dunia manakah seketika Membaca BBM dari teman tentang kepergianmu, sosok pemalu yang selalu membuatku tersenyum sekalipun hanya cengengesanmu dan cerlik matamu saja disaat cengengesan dan mata itu semua membeku menjadikanku terpukul di gebukin oleh kenyataan bahwa aku tak bisa melihat dirimu lagi…
Ina…, Yaah begitulah sapaku padamu dulu, disaat itu, dimana kamu masih bernafas, kelopak matamu masih terbuka, masih sangat tubuhmu berdiri tegak yang takkan goyah sekalipun diledek impian, masih sangat terbayang olehku kenangan acara buka langse yang ditugaskan ibu yus…,yaah itulah setahun lalu, sebelum kau pergi untuk waktu yang lama, Kini 2 hari sudah berlalu kamu terkubur dalam tanah lahatmu…
Ina…, Yaah sahabatku, sahabat karibku sejak Smp, sahabat terbaikku dan sudah ku anggap kau saudara…
Jangan takut kawan, bahwa kenangan kan melupakanmu, kamu telah menitipkan sejarah itu pada orang-orang yang sangat-sangat tepat, semua masih sangat jelas nama, bayanganmu, tingkah malu-malu mu dikelas, senyum terbaikmu, jasa-jasamu, masih sangat tersimpan dengan apiknya di benak kami yang kau tinggalkan.
Bukan hanya di nisanmu yang bisa hancur dalam satu dekade, tapi bumi ini bersaksi kamu pernah menginjakkan kaki di atasnya, sebagai sosok terbaik diantara yang terbaik.
Aku hanyalah satu dari ratusan jiwa yang menyimpan cerita cantik darimu. Saat kamu meninggalkan semuanya kawan, memang usiamu masihlah terbilang sedikit, yaaah masihlah sangat muda…, Tapi itu tidak berbanding selurus dengan apa yang kamu tinggalkan… Sosokmu yang ramah dan bersahabat, telah meninggalkan banyak cerita yang jauh lebih banyak dari usiamu yang baru 20 tahun.
Maka janganlah cemas kawanku… Tak ada yang melupakanmu disini, Al-fatihah dan doa-doa terbaik dari kami kan mengiringi langkahmu menuju-Nya…,
Ina…, Melalui catatan ini aku ingin bercerita :)…, Masih ingatkah kamu waktu kita mendekorasi kelas kita untuk perlombaan kerapian,kebrsihan antar kelas.aku mengatur beberapa divisi,dan kamu beserta teman yang lain kebagian membuat alas meja kita yang tidak terlalu bagus.
Masih ingatkah Ina ketika kita mengambil nilai praktik berlari bersama bapak hazli havis di kantor camat.aku melihat raut wajah yang lelah di muka mu kawan,demi mencari nilai ketuntasan di mata pelajaran olahraga itu.
masih ingatkah, masih ingatkah dan masih ingatkah kawan… Huuuft sungguh terlalu banyak jika semuanya harus di ingat… Yaaah biarlah otak ini saja menjadikanya suatu persepsi keseluruhanya menjadi suatu kenangan yang “INDAH”.
Tapi ironi kenangan indahmu dimana mataku refleks membasah mengenangnya, mengenang tingkah lucumu, mengingat semangat juangmu, mengingat tatapan matamu bersama teman yang lain, tatapan indah alam keceriaan..
Ina.. , bersama teman-teman XII ipa kita sering duduk di taman yang kita buat waktu istirahat, kita bercerita tentang hari esok, yaaah hari esok yang berbahagia bahwa bersama kita akan sukses dan setelahnya. Yaah itu baru satu obrolan yang aku ingat waktu SMA dulu, belum lagi tentang kejailan teman-teman cowok dikelas disaat kamu disuruh ibu yus membaca puisi di depan kelas,aku hanya bisa tersenyum melihat wajah gugup mu.karena aku juga merasakan apa yang kamu rasa.aku juga orang yang pemalu seperti kamu. kawan…jangan kamu kata lepasnya napasmu hilangnya mimpimu, tidak kawannn… Ada kami sahabatmu, ada kamu dalam tubuh kami…,
sungguh takkan terlupakan semua tentangmu…, kulihat wajahmu bercahaya, binar matamu, impianmu, semangatmu yang menggebu-gebu dan semuanya itu kan abadi dan terasa hidup dalam ingatan ini sekalipun ragamu kini terkubur dan telah terurai…
Kan kunenang semuanya sepanjang hidupku, hingga nanti kumerenta, kelak ku bercerita kepada istri dan anak ku nantinya tentang sahabatku yang pernah hadir dalam canda yang dalam sejak SMP, yaah Ina winarsih… Dan kan kubawa mereka mengunjungi pusaramu, ku usap nisanmu, ku bersihkan rerumputan ditanahnya… Kami panjatkan doa untukmu lalu kan kukatakan kepada mereka,” inilah sahabat seperjuanganku, perempuan berkerudung dari desa tapah sari yang bersemangat dalam menggapai mimpi.
terima kasih Ina, terima kasih atas semua yang pernah kamu torehkan dalam hidup kami sahabat mu…
Selamat jalan kawan, selamat berlelap panjang….
Tidurlah dengan tenang, saudaraku yang penuh dengan ceria disepanjang sejarah kehidupanku…
***Tidak Ada Yang Pergi, Tidak Ada Yang DitinggaLkan, Semua Masih Ada & Khan SeLaLu Ada, DaLam Memori, DaLam Nurani, Dan Semua Begitu Nyata daLam Wujud Tetesan Air Mata, Thanks Atas Semuanya, Semuanya Akan SLaLu Kukenang,
SeLama Aku Masih bisa Brpikir Aku Akan Mengingat dan SeLama Aku Masih Bisa Mengingat, Maka SeLama itu PuLa Aku Akan Mengenang Seorang Sahabat daLam Riwayatku…
Kota kembang,25 Oktober 2014
21.20 am

No comments:

Post a Comment